dodge tomahawk

dodge tomahawk

Tuesday 26 August 2008

Ciri-ciri Penelitian Ilmiah

8 ciri penelitian ilmiah. Kedelapan ciri tersebut adalah purposiveness, rigor, testability, replicability, precision dan confidence, objectivity, generalizability, dan parsimony. 8 ciri tersebut penulis kemukakan dibawah ini.

1. Mempunyai tujuan (purposiveness)
Penelitian ilmiah selalu mempunyai tujuan yang jelas. Misalkan seorang manajer meneliti mengenai komitmen karyawan. Tujuan manajer tersebut melakukan penelitian mengenai komitmen karyawan adalah bertujuan untuk mengurangi turnover, ketidakhadiran, dan mungkin juga untuk meningkatkan kinerja. Kondisi itu memperlihatkan bahwa sang manajer melakukan penelitian dengan tujuan atau tujuan-tujuan tertentu.

2. Teliti (rigor)
Rigor diartikan sebagai hati-hati, teliti, cermat, dan memperhatikan kadar ketepatan atau kepastian (exactitude). Misalkan dalam contoh penelitian manajer di atas. Manajer tersebut meneliti komitmen karyawan dengan cara bertanya kepada 12 orang bawahannya untuk memahami apa yang mungkin dapat dilakukan untuk meningkatkan komitmen karyawan. Lalu manajer itu menarik kesimpulan berdasarkan 12 orang yang diteliti. Kesimpulan yang diperoleh manajer tersebut akan kurang rigor, karena: (1) ditarik dari hanya beberapa sampel saja (12 orang), yang mungkin pendapatnya tidak mewakili seluruh karyawan yang ada, (2) dalam cara bertanya atau mendapatkan data18
mungkin akan terjadi bias, (3) mungkin terdapat beberapa faktor berpengaruh lainnya yang mempengaruhi komitmen yang tidak teranalisis karena sampel hanya 12 orang, secara statistik seharusnya minimal 30 orang (Dajan, 1990).

3. Dapat diuji (testability)
ilmiah harus mengandung pengujian hipotesis. Hipotesis tersebut dikembangkan untuk menguji apakah data empirik (kondisi nyata) mendukung kaitan-kaitan atau hubungan-hubungan yang dihipotesiskan. Hipotesis tersebut dibuat berdasarkan penelaahan teoritis mendalam terhadap masalah yang hendak dipecahkan.

4. Dapat di teliti ulang (replicability)
penelitian ilmiah harus dapat menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh dapat ditelaah ulang menggunakan data atau situasi yang berbeda. Penelaahan ulang tersebut untuk menjamin bahwa hasil yang didapatkan dari suatu penelitian tidak diperoleh secara kebetulan (by chance).

5. Akurat dan meyakinkan (precision dan confidence)
penelitian sosial atau manajemen umumnya menarik kesimpulan dari sejumlah sampel yang mewakili populasi. Penarikan kesimpulan mengenai populasi yang diwakili oleh sampel mungkin tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya karena peneliti menarik kesimpulan hanya berdasarkan wakil dari sekumpulan data. Hasil penelitian harus mempunyai kemampuan untuk memberikan gambaran bahwa hasil penelitian tersebut mendekati kenyataan, sehingga peneliti atau pembaca hasil penelitian akan merasa yakin (confidence) terhadap hasil penelitian.
Presisi (precision) adalah kondisi penemuan “realitas” berdsarkan sampel. Presisi mencerminkan kadar keakuratan atau ketepatan hasil berdasarkan sampel, yang menunjukkan keberadaan yang sebenarnya dari suatu univesal.

6. Keobjektivan ( objectivity)
Objektivitas adalah pengambilan kesimpulan dan interpretasi terhadap hasil penelitian dibuat berdasarkan fakta yang sebenarnya, tidak berdasarkan nilai-nilai subjektif atau emosional. Misalkan seorang peneliti menemukan bahwa hipotesisnya mengenai hubungan antara gaji dengan motivasi tidak terbukti secara signifikan, tetapi dia tetap menyimpulkan bahwa gaji akan meningkatkan motivasi, karena semua orang mempunyai kecenderungan untuk “dibeli”. Maka kesimpulan atau penarikan interpretasi tersebut bersifat subjektif dan emosional.

7. Keumuman (generalizability)
Keumuman (generalizability) adalah sifat sebuah hasil penelitian yang dapat diaplikasikan kepada waktu dan tempat yang berbeda (setting) dengan ketika penelitian tersebut dilakukan. Misalkan penelitian mengenai hubungan antara gaji dan motivasi di atas terdukung pada berbagai jenis organisasi (organisasi pendidikan, bank, pabrik besi, pabrik baja, dan pabrik sepatu), maka penelitian tersebut mempunyai nilai keumuman yang tinggi

8. Ringkas (parsimony)
Parsimoni adalah sifat keringkasan yaitu ketika kondisi sebuah fenomena atau masalah yang kompleks dijelaskan dan dipecahkan melalui gambaran yang sederhana. Hal ini biasanya terlihat dari kerangka berpikir atau model penelitian.

3 comments:

hello.blog said...

terimakasih, jadi lebih ngerti

Qiqii said...

terima kasih

ilham naufal blogspot said...
This comment has been removed by the author.