dodge tomahawk

dodge tomahawk

Tuesday 26 August 2008

Cara Identifikasi Masalah

Tahap kedua dalam proses penelitian, setelah peneliti memperoleh data dari observasi pra-penelitian, adalah merumuskan atau mengidentifikasi masalah.Honer dan Hunt (1999) mengungkapkan bahwa masalah ditemukan ketika manusia, melalui suatu pemikiran, menemukan beberapa kesulitan dalam menghadapi dunia ini dalam rangka memecahkan kesulitan tersebut secara berakal. Sejalan dengan pemikiran Honer dan Hunt (1999), Kerlinger dan Lee (2000: 27) mengutip seorang filsuf, Dewey, yang mengungkapkan bahwa penelitian selalu diawali dengan masalah. Selalu terdapat situasi awal dan tidak menentu dimana ide-ide seseorang tidak begitu jelas, muncul keragu-raguan, dan pemikir menjadi bingung. Dewey lebih jauh mengungkapkan bahwa masalah tidaklah diungkapkan; bahkan tidak dapat dinyatakan sampai seseorang mengalami situasi yang tidak menentu tersebut (Kerlinger dan Lee, 2000: 28).
41
42
Kerlinger dan Lee (2000: 24) juga mengungkapkan bahwa tidak mudah bagi seorang peneliti untuk memformulasikan atau mengidentifikasi suatu masalah penelitian secara sederhana, jelas, dan lengkap. Umumnya peneliti merumuskan atau mengidentifikasi masalah bersandarkan pada data atau bukti awal yang bersifat umum, bahkan kadang-kadang kabur. Oleh karenanya pernyataan atau perumusan masalah yang jelas dari seorang peneliti adalah tahap penting dalam suatu proses penelitian.
Salah satu cara untuk memudahkan seorang peneliti mengungkapkan atau menyatakan identifikasi masalah dengan baik adalah peneliti tersebut harus tahu secara jelas masalah yang dihadapi. Kerlinger dan Lee (2000: 25) mengungkapkan 3 kriteria perumusan masalah atau identifikasi masalah yang layak:

1. Masalah harus mengekspresikan hubungan antara dua atau lebih variabel. Misalkan: apakah A mempunyai hubungan dengan B? Bagaimana A dan B berhubungan dengan C? Bagaimana A mempunyai hubungan dengan B dalam kondisi C dan D?

2. Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan dengan jelas dan tidak mendua (unambiguously). Misalkan tidak dalam bentuk ,”masalah penelitian ini adalah .......” atau ”tujuan penelitian ini adalah.....,” karena tujuan penelitian berbeda dengan masalah penelitian. Cara terbaik mengungkapkan penelitian penelitian adalah berbentuk pertanyaan.

3. Masalah dan pernyataan masalah harus memperihatkan kemungkinan untuk dapat dilakukan pengujian secara empirik. Tidak semua pertanyaan dapat diuji secara empirik, misalkan pertanyaan ”apakah pendidikan demokrasi akan mengubah proses pembelajaran anak-anak muda?” atau ”apakah proses-proses kelompok baik bagi anak-anak?” pertanyaan-
pertanyaan tersebut lebih banyak mengarah kepada pertanyaan metafisik, sehingga berada diluar jangkauan kemungkinan uji empirik, karena beberapa diantara yang dipermasalahkan tersebut tidak punya hubungan, dan sebagian besar konstraknya sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk diukur. Misalkan demokrasi sangat sulit untuk diukur.

No comments: